Kamis, 14 Februari 2013

Bahaya Bulu kucing yang mengerikan dan Cara Pencegahannya


 
  Penyakit Toxoplasma, Toxoplasma Ini
sejenis parasit yang hidup di usus kucing. Maka parasitnya berpotensi menulari lewat tinja kucing.

jika tinja kucing berceceran di sekitar rumah anda, bisa jadi parasit juga berpotensi tersebar di sekitar permukaan tanah, lantai, dan pekarangan rumah. Parasit juga melekat pada bulu, mulut, dan wadah bekas makan kucing. 
          Parasit dalam usus kucing ini juga bisa hidup di tubuh manusia. Maka kita sebut penyakit hewan yang bisa juga pada manusia atau zoonosis. Berdekatan hidup dengan kucing berisiko tertular parasit ini. Tenang dulu Tentu tidak semua kucing membawa parasit ini. Hanya kucing yang tertular saja yang menjadi sumber penular.
         
 Bukan hanya kucing. Bisa juga anjing, kambing, sapi, kerbau, atau hewan apa saja yang tertular parasit ini. Biasanya hewan yang merumput. Kambing dan kerbau mendapatkannya setelah makan rumput yang sudah tercemar parasit ini. Kotoran kucing yang berceceran terbawa kaki kucing ke rumput yang kemudian dimakan kambing atau hewan pemakan rumput lainnya.
        
  Parasit dalam bentuk kiste yang masuk ke tubuh kambing atau pemakan rumput yang tercemar parasit akan tumbuh di dalam daging. Maka hati-hati makan daging kambing, kerbau, atau sapi setengah matang, jika ternyata ternak tersebut mengidap toxoplasmosis.

            Bagi bayi, toxoplasma sama risikonya dengan pada orang dewasa. Namun kelak pada kaum Hawa, parasit ini menimbulkan masalah bila sedang hamil positif toxoplasma. 
         Tahunya berpenyakit, dari pemeriksaan darah di laboratorium, kedapatan positif toxoplasma. Kehamilan dengan toxoplasma berakibat anak cacat dalam kandungan, kalau bukan anak mati. Maka sebaiknya tidak hamil dulu kalau positif toxoplasma.

           Ada jenis penyakit lain yang dibawa kucing, berupa penyakit cacing. Tapi tidak lebih berbahaya dibanding toxoplasma. 


Infeksi pada manusia dewasa seringkali tidak bisa dikenali sejak dini karena sebagian besar kasus tidak bergejala atau hanya menimbulkan gejala ringan seperti demam ringan. Infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan infeksi kongenital pada janin yang dikandungnya sehingga menimbulkan gejala subklinis sampai berat berupa hidrosefalus, gangguan penglihatan (retinochoroiditis), gangguan pendengaran  sampai retardasi mental. 

Gejala lainnya antara lain :
1) hidrosefalus, 
2) demam, 
3) jaundice (kuning), 
4) memar/ perdarahan bawah kulit, 
5) anemia atau pembesaran limpa/ hati.

      Beberapa langkah tersebut antara lain,

1) menghindari tidak mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang karena parasit ini juga bisa menginfeksi mamalia lain selain manusia. Selain itu, Toxoplasma hanya akan mati jika dipanaskan 700C selama 15-30 menit. 

2) Usahakan untuk selalu mencuci sayuran atau buah yang akan dikonsumsi serta pisau dan perkakas dapur lainnya sehingga kotoran yang mungkin melekat bisa dihilangkan.

3) Budayakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan mengkonsumsi makanan. Mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan ternyata bermanfaat untuk mencegah penularan berbagai penyakit, di antaranya diare disentri dan juga toxoplasmosis ini. 

4) Hindari kotak dengan tanah yang seringkali terkontaminasi kotoran kucing atau hewan lainnya. Jika kontak tidak bisa dihindari, lindungi tangan dengan sarung tangan dan biasakan mencuci tangan sesudahnya. Untuk wanita hamil, hindari kontak dengan kucing terutama dengan kotorannya. Pemeriksaan serologis untuk toxoplasmosis perlu dilakukan jika ada riwayat keguguran apalagi jika lebih dari satu kali. 

5) Menyediakan tempat khusus untuk buang air (kecil dan besar) kucing, sehingga orang yang berniat/ senang memelihara kucing hendaknya juga melatih hewan peliharaannya tersebut untuk bisa buang air besar/ kecil pada tempatnya.